Saat ini sedang menjalani pembelajaran arsitektur di Jurusan Arsitektur, Universitas Udayana, Bali. Blog ini saya buat untuk saling berbagi informasi mengenai Arsitektur dan lainnya.
Selasa, Juni 14, 2011
PERUNDAGIAN
Arsitektur Tradisional Bali tidak dapat dilepaskan dari peranan undagi sebagai ahli, arsitek, bahkan peran besar seorang undagi mempengaruhi tata kehidupan masyarakat tradisional Bali di masa lalu. Nilai - nilai luhur yang diwariskan oleh undagi pada masa lalu tentu patut untuk dicontoh dan direalisasikan pada kehidupan moderen saat ini. Di dalam kegiatan perkuliahan di Jurusan Arsitektur, Universitas Udayana terdapat mata kuliah pilihan yakni Perundagian. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai sistem, tata cara, upacara, tradisi, serta filosofi pembangunan di dalam Arsitektur Tradisional Bali. Pada kegiatan perkuliahan semester ganjil tahun ajaran 2010/ 2011, tugas yang diberikan berupa perancangan rumah tradisional Bali, dengan menggunakan ukuran (sikut) dari mahasiswa sendiri. Pada gambar ditunjukkan mengenai maket studi Rumah Tradisional Bali. Maket tersebut menunjukkan mengenai perletakan, konsep - konsep perancangan serta makna yang terkandung dalam setiap bentuknya.
Suksma
Minggu, Juni 12, 2011
VASTU PURUSHA MANDALA
According to Hindu mythology, in the beginning, Brahma, the creator of the Universe, experimented with the creation of a new creature. He created a large cosmic man, who grew rapidly as he began to devour everything in his path to satisfy his insatiable hunger. When he became so big that his shadow fell on the Earth creating a permanent eclipse, the gods Shiva and Vishnu begged Brahma to do something before everything was destroyed by this Creature.
Brahma realised his mistake and called the Astha Dikapalakas, the Gods of the eight cardinal directions. Together, they overpowered the monster and held it flat against the earth. Then Brahma jumped in the middle and held the monster down.Then the Monster cried “You created me like this. So why am I being punished?” Brahma offered him a compromise and made the Monster immortal with the boon that he would be worshiped by any mortal that builds a structure on earth. He was named Vastu Purusha.
Vastu Shastra gives the directive principles regarding construction of buildings so as not to displease the Vastu Purusha. These principles are explained with the help of the diagram called the Vastu Purusha Mandala.
THE VASTU PURUSHA MANDALA:
* The diagram shown above, known as Vastu Purusha Mandala, is a metaphysical square plan that illustrates how the Vastu Purusha was pinned down by Brahma and 44 Gods - face down, with his head to the North-East and his feet towards the South-West.
* The diagram is divided into 9x9 = 81 parts. The positions of the 45 gods (32 in the external enclosures and 13 in the internal enclosures) who are holding down the Vastu Purusha are shown. These symbolic Gods rule various aspects of life and have certain inherent qualities.
* The function of the rooms placed in each area of the house was according to the nature of the deity ruling that particular area.
According to Vastu Shastra, if the house is designed as per the Vastu Purusha Mandala, a perfectly balanced environment which ensures enhanced health, wealth and happiness is created, because the ancient Vaastu pundits figured out that when the different rooms were placed according to the Vastu Mandala, good disposition to the Sun, proper ventilation and lighting and privacy would be ensured.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
Rancangan ini merupakan sebuah "Pusat Pagelaran Seni Musik dan Seni Tari". Pada rancangan ini saya mengangkat konsep "the arch arts" dimana menganalogikan sebuah karya arsitektur ke dalam sebuah sudut lengkung yang sangat indah. Selain mengangkat makna lengkung yang cukup menarik untuk digali lebih dalam. Keindahan juga ditampilkan dari segi strukturnya, sehingga rancangan ini menampilkan the art of construction dalam bahasa populisnya.
Terletak di wilayah pantai Saba, Gianyar, rencana proyek ini akan dapat menampung 2500 penonton seni. Dengan 3 panggung yang terletak di dalamnya baik indoor maupun outdoor. Unsur etnik budaya Bali tak lupa saya tampilkan dalam setiap karya rancangan. unsur tersebut berupa hiasan beseerta konsep penataan ruang yang sangat khas mencirikan arsitektur Bali.
Maaf jika karya ini kurang sempurna sebab, pada tahapan belajar lebih dalam mengenai arsitektur, saya merasa sangat kurang dalam berkarya.
Langganan:
Postingan (Atom)